Nomor Katalog | : | 9302020.3312 |
Nomor Publikasi | : | 33120.1703 |
ISSN/ISBN | : | - |
Frekuensi Terbit | : | Tahunan |
Tanggal Rilis | : | 18 September 2017 |
Bahasa | : | Indonesia |
Ukuran File | : | 0 MB |
Abstraksi
Perhitungan PDRB dengan pendekatan pengeluaran terbentuk dari total pengeluaran semua komponen pengeluaran. Komponen pengeluaran terdiri dari konsumsi akhir rumah tangga (PKRT), konsumsi akhir LNPRT (PKLNPRT), konsumsi akhir pemerintah (PKP), pembentukan modal tetap bruto (PMTB), perubahan inventori, ekspor dan impor. Kontribusi setiap komponen dalam membentuk PDRB dapat dilihat pada Tabel Distribusi.
Rumah tangga memberikan kontribusi terbesar pada PDRB. Rata-rata 70 persen dari total PDRB pengeluaran didominasi oleh konsumsi rumah tangga. Namun, dari tahun ke tahun dominasi konsumsi rumah tangga terus menurun walaupun tidak terlalu signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga masih menjadi komponen utama yang berperan untuk menyerap produk domestik.
Komponen yang mempunyai peran penting selanjutnya adalah ekspor dan impor. Rata-rata 48 persen produk hasil dalam Kabupaten Wonogiri diperdagangkan ke luar daerah, baik ke luar negeri, ke luar provinsi, maupun ke kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan rata-rata 56 persen permintaan domestik Kabupaten Wonogiri merupakan hasil impor dari daerah lain. Pengeluaran untuk kapital (PMTB) memberi kontribusi sekitar 20 persen, sedangkan kontribusi konsumsi akhir pemerintah berada pada rentang 8–9 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peran pemerintah dalam menyerap produk domestik tidak terlalu besar. Pada tahun 2012-2016 perdagangan Wonogiri yang direpresentasikan oleh transaksi ekspor dan impor, menunjukkan bahwa nilai ekspor selalu lebih rendah dari nilai impor, yang berarti bahwa perdagangan Wonogiri selalu menunjukkan posisi “defisitâ€. Namun demikian, nilai impor Kabupaten Wonogiri pada periode tahun 2012-2015 terus mengalami penurunan walaupun mengalami kenaikan pada tahun 2016. Begitu pula dengan nilai ekspor tahun 2012-2015 yang cenderung naik namun mengalami penurunan pada tahun 2016.
Agregat makro lain yang dapat diturunkan dari data PDRB adalah pertumbuhan riil PDRB atau lebih dikenal dengan pertumbuhan ekonomi (economic growth), yang menggambarkan kinerja pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonogiri dari tahun 2012 - 2016 secara rata-rata mencapai 5,34 persen, dengan masing-masing pertumbuhan sebesar 5,94 persen (2012); 4,78 persen (2013); 5,26 persen (2014); 5,40 persen (2015); dan 5,22 persen (2016). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2012 yakni sebesar 5,94 persen, sebaliknya yang terendah terjadi pada tahun 2013 (4,78 persen).
Sementara itu, indeks implisit PDRB yang menggambarkan tingkat perubahan harga yang terjadi pada sisi konsumen, baik konsumen akhir (rumah tangga, LNPRT, dan pemerintahan) maupun konsumen lainnya (perusahaan dan luar negeri) juga menunjukkan peningkatan.